Dimensi Sang Angin Biru

Thursday, February 9, 2017

Kelabu Langit Memori

          ,       No comments    

Tak pernah seletih ini
Kawanan perih
menyayat pikirku
Mata tak terhentikan
pandangi langit
yang mulai kelabu
tak berkedip
dan mulai basah

Angan bersayap curiga
tak ada perlahan
terbang menembus awan
terus melayang-layang
hingga
Akhirnya menabrak
memori

Ada manis
Ada rindu
Ada duka di sana
bersama di kala ini
nafas-nafas penuh sukacita
detak-detak padat makna

Akhirnya tumpah juga
tiba-tiba dan tanpa menahu
Ternyata kau sudah jauh
terbang lebih dari anganku
dan terbang menyertakan
jiwamu
rohmu
nyawamu

Tak apa
Hatiku ada meski retak
Pikirku ada meski luka
Ragaku ada meski lemas
dan Dia benar akan segalanya

aku lah sang sombong
aku lah sang ego
aku lah sang dusta
aku mungkin takkan pernah
memeluk nisan itu
namun
aku juga milikNya
juga punya sungkawa
juga punya doa

Semoga...
Tuhan selalu memberkatimu
Allah menerima makna hidupmu
dan tabah selalu hadir pada semua orang yang merindukanmu
yang menyayangimu
yang mencintaimu

Teruntuk : My First Guitar Introducer, Sahabat Toko Merah, Satu dari Three MusCatteer dan jiwa-jiwa terkasih

Share:

Joker

          ,       No comments    



Joker merah Joker hitam
saling ada melengkapi
saling ada menangguhi
Aku hitam Engkau Putih
tak ada melengkapi
tak ada menangguhi
Sudah tahu?

Joker merah Joker hitam
mereka berduaan
yang lain 52
Aku hitam Engkau putih
dan dikau satu
tapi kami banyak
Sudah tahu?

Joker merah Joker hitam
berdua di antara ramai kartu lain
dan saling melempar senyum
Aku hitam Engkau putih
pernah berdua di antara ramai
tapi saling sembunyi senyum
Sudah tahu?

Akan tapi...
Joker ada mudah kudekap malam ini
Dan
Engkau tak mudah kudekap satu malam pun

Jadi...
Aku tahu Joker sempurna
tapi Engkau lebih sempurna dari Joker
Sehingga
menjuangimu akan sangat sulit bagiku. . .

(Saat ngopi disambi remi dengan teman)

Share:

Angin pada Senja

          ,       No comments    

Hai Senja...
Apa kabar dengan hangatmu?
masihkah ada bagaskara barat
yang berikan hal itu
aku Angin menunggu


Hai Senja...
Apa kabar dengan jinggamu?
masihkan langit relakan raganya
tuk berikan hal itu
aku Angin meragu


Hai Senja...
Apa kabar dengan ramaimu?
masihkah tawa insan membahana
dan berikan hal itu
aku Angin membisu


Hai Senja...
jujur Angin tak tahu pasti 
akan hal-hal
yang ada tiada
yang benar salah
yang kini
padamu


Hai Senja...
jujur Angin teramat rindu
akan reranah lampau
saat sepoi iringi hangat
saat awan hiasi jingga
saat daun menari ramai
denganmu


tapi Senja...
jujur Angin tersangat takut
akan badaiku setelahnya
yang dinginkan hangatmu
yang hitamkan jinggamu
yang heningkan ramaimu
keranaku


Oh wahai Senja...
Mungkin kan ada kalanya
suatu rentang nanti
saat angin terkendali
saat senja penuh ikhlas
kau dan aku saling berpadu
satu...

Share:

Sastra, Musik dan amal lainnya...

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Text Widget

Pages

Powered by Blogger.

Author