Tak pernah seletih ini
Kawanan perih
menyayat pikirku
Mata tak terhentikan
pandangi langit
yang mulai kelabu
tak berkedip
dan mulai basah
Angan bersayap curiga
tak ada perlahan
terbang menembus awan
terus melayang-layang
hingga
Akhirnya menabrak
memori
Ada manis
Ada rindu
Ada duka di sana
bersama di kala ini
nafas-nafas penuh sukacita
detak-detak padat makna
Akhirnya tumpah juga
tiba-tiba dan tanpa menahu
Ternyata kau sudah jauh
terbang lebih dari anganku
dan terbang menyertakan
jiwamu
rohmu
nyawamu
Tak apa
Hatiku ada meski retak
Pikirku ada meski luka
Ragaku ada meski lemas
dan Dia benar akan segalanya
aku lah sang sombong
aku lah sang ego
aku lah sang dusta
aku mungkin takkan pernah
memeluk nisan itu
namun
aku juga milikNya
juga punya sungkawa
juga punya doa
Semoga...
Tuhan selalu memberkatimu
Allah menerima makna hidupmu
dan tabah selalu hadir pada semua orang yang merindukanmu
yang menyayangimu
yang mencintaimu
Teruntuk : My First Guitar Introducer, Sahabat Toko Merah, Satu dari Three MusCatteer dan jiwa-jiwa terkasih